Selamat Datang di blog Prago kaipur,
Semoga tulisan ini bermanfaat..

stikeshi farmasi

stikeshi farmasi
viva la pharmacy

KLORAMFENIKOL

Kamis, 29 September 2016

KLORAMFENIKOL

 

 

            Kloramfenikol merupakan suatu golongan antibiotik yang menghambat pertumbuhan bakteri. Obat jenis ini mempunyai spektrum kerja yang luas terhadap banyak bakteri diantaranya H.influenza, N. meningitides, S. pneumonia, S. pyogenes, S.agalactiae, S.pneumonia, S.aureus dan banyak bakteri lainnya. Beberapa golongan yang diketahui kebal terhadap obat ini antara lain P.aeruginosa, shigella dan salmonella.
           Obat ini digunakan pada infeksi dimana diketahui kuman penyebabnya sensitive terhadap kloramfenikol dan obat lain yang kurang toksik tidak tersedia. Beberapa penyakit dimana sering digunakan kloramfenikol adalah demam typhoid, radang selaput otak atau meningitis yang disebabkan oleh bakteri, penyakit yang diakibatkan oleh infeksi ricketsia, dan brucellosis. Penggunaan pada ibu hamil harus berhati – hati dan hanya diberikan bila tidak dapat diberikan obat lain.

FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)
          Chloramphenicol (kloramfenikol) adalah antibiotik yang mempunyai aktifitas bakteriostatik, dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas anti bakterinya dengan menghambat sintesa protein dengan jalan mengikat ribosom subunit 50S, yang merupakan langkah penting dalam pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob gram-positif, termasuk S. pneumoniae, dan beberapa bakteri aerob gram-negatif, termasuk H. influenzae, N. meningitidis, Salmonella, P. mirabilis, Pseudomonas mallei, Ps. cepacia, Vibrio cholerae, Francisella tularensis, Yersinia pestis, Brucella dan Shigella.

INDIKASI / KEGUNAAN
Indikasi Kloramfenikol adalah :
  • Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus, paratifus dan salmonelosis lainnya.
  • Untuk infeksi berat yang disebabkan oleh H. influenzae (terutama infeksi meningual), rickettsia, lymphogranuloma-psittacosis dan beberapa bakteri gram-negatif yang menyebabkan bakteremia meningitis, dan infeksi berat yang lainnya.
  • Meningitis bakterialis.
KONTRAINDIKASI
Kloramfenikol jangan diberikan kepada penderita :
  • Penderita yang hipersensitif atau mengalami reaksi toksik dengan kloramfenikol.
  • Jangan digunakan untuk mengobati influenza, batuk-pilek, infeksi tenggorokan, atau untuk mencegah infeksi ringan.
  • Wanita hamil dan menyusui.
  • Penderita depresi sumsum tulang atau diskrasia darah.
  •  
DOSIS DAN ATURAN PAKAI 
  • Dewasa, anak-anak, dan bayi berumur lebih dari 2 minggu : 50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3 – 4.
  • Bayi prematur dan bayi berumur kurang dari 2 minggu : 25 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 4.
Kloramfenikol sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong, yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.

EFEK SAMPING
Efek samping Kloramfenikol yang dapat terjadi adalah :
  • Gangguan saluran pencernaan, perdarahan saluran pencernaan,
  • Diskrasia darah,
  • Neurotoksik : neuritis optic dan perifer,
  • Hemolisis pada penderita defisiensi G6PD,
  • Sakit kepala,
  • Ensefalopati, kejang, delirium, depresi mental.
  • Reaksi hipersensitivitas / alergi seperti kemerahan kulit, demam, angioedema.
  • Efek samping yang berpotensi fatal : supresi sumsum tulang dan anemia aplastik ireversibel, neutropenia, trombositopenia, grey baby syndrome, dan anafilaksis (jarang).

INTERAKSI OBAT
  • Kloramfenikol menghambat metabolisme dikumarol, fenitoin, fenobarbital, tolbutamid, klorpropamid dan siklofosfamid.
  • Mengurangi efektivitas kontrasepsi oral.
  • Mengurangi efektivitas suplemen zat besi dan vitamin B12 pada terapi anemia.
  • Meningkatkan efek antikoagulan oral, antidiabetes oral, dan fenitoin. 

PERINGATAN DAN PERHATIAN

         Pada penggunaan jangka panjang sebaiknya dilakukan pemeriksaan hematologi secara berkala.
Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan ginjal, bayi prematur dan bayi yang baru lahir.
Penggunaan kloramfenikol dalam jangka panjang dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme yang tidak sensitif termasuk jamur.
         Jika diberikan pada wanita hamil, kadar dalam plasma fetal berkisar antara 33% – 80% dari kadar dalam plasma ibu. Biotransformasi kloramfenikol terutama terjadi melalui glukorinidasi pada hepar dan eiliminasi pada ginjal. Pemberian klormfenikol pada wanita hamil, terutama trimester dua dan tiga dimana hepar belum matur dapat menyebabkan terjadinya sidrioma Grey pada bayi yang ditandai dengan kulit sianotik, sehingga bayi tampak keabu-abuan, hipotermia, muntah, abdomen protuberant dan menunjukkan reaksi menolak menghisap susu disamping pernapasan yang cepat dan tidak teratur serta letargi. Resiko ini meningkat pada bayi-bayi yang prematur.

0 komentar:

Posting Komentar